Sangat bisa dipahami mengapa pada tahun 199X sampai dengan 2000 awal, manusia Indonesia malas membeli prosesor berlabel AMD (Agak Menakutkan Dikit). Hal ini dikarenakan, pada saat jamannya kecepatan Prosesor tembus 1GHZ, atau pada saat jamannya Intel Pentium dan Celeron (Coppermine & Tualatin) VS AMD Atlhon (Thunderbird) dan Duron (Morgan), ternyata AMD lebih menghasilkan panas lebih banyak, yang mengakitbatkan rusaknya prosesor lebih cepat, MESKIPUN AMD secara benchmark lebih cepat, dibandingkan intel dengan clock speed yang sama.
Saya bukan berbicara tanpa bukti, akan tetapi, semua prosesor Intel saya, tidak pernah ada yang rusak, melainkan Motherboard-nya yang rusak duluan. Akan tetapi, bagaimana dengan AMD jaman sekarang yang notabene mengusung teknologi Cool & Quiet dan Low Wattage? Seperti Sempron LE yang notabene jauh lebih dingin daripada Celeron sebandingnya dan sejenisnya?
Mungkin akan saya tulis artikel tersebut setelah saya mencobanya. Asam garam telah saya makan berkali-kali dalam membeli, memakai, dan menggunakan prosesor. Sampai saat ini, saya tetap menganjurkan AMD untuk pasaran Desktop dan Intel untuk pasaran Notebook. Mengapa demikian? Menurut saya, prosesor mobile terbaik sampai dengan saat ini masih tetap dipegang Core 2 Duo, dengan membaca hasil benchmark dari berbagai sumber.
Untuk pasaran Desktop, mengapa saya pilih AMD? Simple sekali, karena untuk desktop, saya tidak membutuhkan berbagai macam instruksi aneh-aneh seperti SSE3 dan sebagainya, yang notabene digunakan hanya 10% dari orang-orang yang telah saya survey, bahkan mereka justru membeli Intel hanya takut karena "AMD Pelan".
Why? Itulah sifat hedonisme manusia Indonesia, ngikut-ngikut melulu. So, jangan bicara sebelum membuktikan, pilih yang terbaik untuk kebutuhan dan kantong anda.