Di sudut sebuah mall di dekat rumahnya Felix sang bos Ficforlife, saya menemukan sebuah warnet yang terletak di dalam mall tersebut. Warnet tersebut cukup pas peletakannya karena terdapat di dekat sebuah supermarket besar - yang lebih tepat disebut hypermarket - yang terdapat dalam mall tersebut. Di sana, terjejer beberapa unit komputer desktop. Di tengah-tengahnya, ada 4 unit laptop - 2 Acer Aspire dan 2 Sony Vaio - terpasang dan siap dipakai oleh orang-orang yang menggunakan jasa warnetnya.
Laptop, bagi sebagian orang, identik dengan kemampuan ekonomi yang cukup - dan bahkan tinggi - dimana harga laptop tidaklah semurah desktop. Dengan 4 juta, Anda bisa mendapatkan seperangkat komputer desktop dengan processor Core 2 Duo dan monitor LCD - namun Anda hanya bisa mendapatkan laptop segede gaban dengan processor Celeron dan spesifikasi seadanya.
Bagi Anda yang hanya berdiam diri di rumah, dan jarang berkomputer di tengah jalan, cukuplah Anda menyediakan duit 4 juta dan membeli desktop Core 2 Duo. Apa yang Anda dapatkan jelas lebih dari apa yang bisa diberikan oleh laptop Celeron pada harga yang sama.
Sebaliknya, jika Anda sering berada di jalan, mengerjakan tugas-tugas kuliah ataupun bisnis, yang menggunakan aplikasi standar - Microsoft Office maupun OpenOffice - dengan OS Windows XP ataupun Linux, cukuplah Anda menyediakan uang 4 juta untuk mengambil laptop Celeron itu. Linux dengan OpenOffice 3 - yang seringan XP, semurah gorengan, sehebat Vista dan secantik Vista - dapat dijejalkan kedalamnya dengan mudah dan lancar.
Anda yang sering travelling namun keep in touch dengan pekerjaan kantor, misalnya sebagai supervisor untuk daerah kerja propinsi tertentu, bisa mengambil laptop yang murah namun cocok. Jika Anda menemukan Sony Vaio berukuran kecil berprosesor Pentium 3 (bekas), dengan Linux dan OpenOffice berjalan mulus diatasnya, Anda akan mudah membawa-bawanya. Emoh dengan laptop bekas? Kini ada NetBook, semacam Asus EEEPC dan Acer One serta MSI Wind, kecil, ringkas dan murah. Linux distro teranyar pun berjalan mulus diatasnya.
No comments:
Post a Comment