Beberapa pekan lalu, sempat didengung-dengungkan bahwa kartu kredit telah membuat masalah. Sebenarnya, dari dulu, kartu kredit sudah banyak masalah. Mulai dari pemakai yang menunggak, pemakai yang hilang, pemakai yang tidak mau bayar, dsb.
Kenapa? Cukup menarik. Dari beberapa berita, disebutkan bahwa kartu kredit telah membuat pola pikir baru, antara lain
- Kartu kredit membuat merasa pemiliknya memiliki penghasilan tambahan (Ini paling bahaya)
- Kartu Kredit membuat konsumtif makan (Banyak promo makannya)
- Kartu kredit membuat siapapun punya uang cadangan (padahal bukan… hutang iya)
- Kartu kredit membuat holdernya merasa memiliki tambahan kemampuan daya beli (Masak ?)
Sebenarnya, kalau kartu kredit diharamkan, mungkin yang haram adalah pemakainya. Mengapa? Karena dengan cara berpikir yang salah, orang akan terbelit sendiri. Mari kita lihat opini tentang 4 pola pikir di atas
- Kalau pemiliknya memiliki penghasilan tambahan, mana bisa? Di akhir cetak tagihan, card holder harus membayar tagihan, penghasilan tambahan dari mana? Dipikir gampang-gampangan saja, hutang kok bisa dibilang penghasilan tambahan… gila kali
- Makan? Well… sebenarnya kalau kita berpikir untuk “mencari diskon” untuk makan sesekali di luar, kartu kredit sangat halal, bahkan bisa menghemat pengeluaran. Apabila digunakan untuk “makan setiap saat”, makan yang tidak perlu, tetapi tetap makan pakai kartu kredit, ya selamat terjerumus ke lubang hitam.
- Uang cadangan ? Dari mana sih? Hutang kok dibilang cadangan
- Ini lagi, membuat daya beli bertambah? Terus bayarnya pakai apa? Ckckckck
Jadi? Siapa sebenarnya yang haram?
No comments:
Post a Comment