Akhir-akhir ini banyak sekali perusahaan telekomunikasi berbondong-bondong menawarkan internet unlimited “murah”. Sayangnya tawaran ini jelas2 bohong. Berikut ini adalah alasannya:
1. Kemalasan perusahan telekomnukasi untuk menambah bandwidth jika tidak mampu melayani pelanggan. Banyaknya pelanggan yang “tertipu” menyebabkan besarnya kebutuhan bandwidth. Tetapi perusahaan telekomunikasi hampir semuanya pasti menunggu pelanggan “menderita” beberapa bulan sebelum (kalau beruntung) menambah bandwidth. Pada Telkomsel Flash hal ini berakibat potongan bandwidth lebih dari 25% dari 8 KB/s (EULA) menjadi kurang dari 6 KB/s. Mereka dengan lucunya selalu menyalakan customernya yang kebanyakan. Tentu saja hal yang benar disini adalah menganalisa jumlah pelanggan dan jumlah bandwidth. Kalau misalkan ada maksimal 1.000.000 pelanggan online bersamaan dan kecepatan maksimal 8 KB/s alangka baiknya disediakan 10% untuk jaga2 dengan menyediakan bandwidth 8.000.000 KB/s.
2. Quota 2 GB bohongan. Quota untuk unlimited yang pas adalah quota itu tidak akan habis pada seminggu pertama dalam satu bulan. Jadi misalkan pada kasus diatas dengan kecepatan setelah qouta habis 8 KB/s maka dalam 1 minggu akan menghabiskan 8 KB/s * 3600 detik * 24 jam * 7 hari = 4,6142578125 GB. Quota 4,6 GB ini hanya cocok untuk kecepatan 8 KB/s karena tidak akan habis walaupun kita online selama seminggu nonstop (namanya juga paket unlimited, ngapain juga kalau tidak dipakai online terus2an?). Beda lagi kalau kecepatanya 16 KB/s setelah quota habis maka qouta yang benar adalah sekitar 9,2 GB (semua hitung2an disini bersifat linier, jadi kalau speed x 2 maka quota tinggal kali 2).
3. Kecepatan setelah quota habis yang tidak masuk akal. Dengan 8 KB/s di tahun 2009 itu seperti balik ke tahun 1998. Saat itu saya mengunakan dial up Wasantara.net. Pada jaman itu sih halaman web cuma isinya text kecil biasa. Windows 95 saja cuma 44 MB installernya. Sekarang jaman sudah berbeda. Menurut saya kecepatan minimal memadai untuk speed setelah qouta habis adalah 3G atau 384 kb/s. Dengan speed ini kita bisa melihat video youtube yang normal (bukan HD, bukan pula resolusi handphone tapi dvd quality) dengan lancar.
*Tambahan kalau kita mau menggunakan layanan speed tinggi dengan biaya mahal, tapi daerah kita belum mendukung 3G, maka seharunya kita diberitahu CSnya untuk memilih paket yang lebih lambat dan murah.
Dengan tiga point diatas dapat dilihat bahwa vendor telekomunikasi terlihat tidak niat untuk membuat paket unlimited selain untuk menipu konsumen. Idealnya paket unlimited itu adalah:
Paket 1. Biaya 125 ribu. Kecepatan awal HSDPA. Kecepatan setelah quota habis 3G. Quota 27,685546875 GB.
Paket 2. Biaya 250 ribu. Kecetapan awal HSDPA. Kecepatan setelah quota habis 2x3G = 96 KB/s. Quota juga sekitar 55 GB.
Paket 3. Biaya 350 ribu. Variabel lain = 2x nomor 2 (202 KB/s).
Paket 4. Biaya 450 ribu. Varibel lain = 2x nomor 3 (404 KB/s).
Paket 5. Biaya 800 ribu. Quota unlimited. Speed HSDPA 7,2 mbps unlmiited. Truely unlimted.
Semua paket diatas hanya bisa digunakan di daerah yang minimal terdapat jaringan 3G. Mungkinkah 10 tahun dari sekarang kita melihat paket ini?
Bonus kebohongan orang IT lagi:
Temenku: pantes
Temenku: ada teori
Temenku: organisasi mencerminkan pemimpinnya
Temenku: pemimpin nya jago cm gombes
Temenku: tkg bohong pula
Temenku: "Saya rasa tarif juga termasuk murah. Sekarang ini, kami punya broadband paling murah di dunia. Coba lihat, berlangganan internet sekarang Rp 180 ribu atau US$ 18 untuk unlimited per bulan. Di luar negeri bisa US$ 30-40 per bulan. Jadi, semakin murah."
Temenku: wew jaman org isa liat tarif luar negeri tgl klik mouse gini msh mau bohongin tarif
Temenku: "Dulu yang dibilang namanya Yahoo hebat, Google hebat, tapi sekarang ada Facebook."
Temenku: Mestinya "Dulu yang dibilang namanya Flash hebat, tapi sekarang yg ada RTO ama DC."
No comments:
Post a Comment