Duh, ngga habis pikir. Darimana sih kata contreng ini? Dulu di kamus besar Bahasa Indonesia sepertinya tidak ada. Tetapi, menariknya, ada yang bisa menjelaskan kata contreng tersebut. Demikian cuplikan yang saya ambil dari tarmizi, salah seorang blogger, yang juga saya tidak kenal, tetapi cukup menarik saya salah satu paragrafnya:
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tidak ditemukan kata contreng. Kata ini populer ketika suatu lembaga (KPU) dan Parpol mensosialisasikan cara pemilihan dengan contreng. Agar tidak terjadi kesalahtafsiran, istilah contreng tergolong kata yang tidak baku. Bagi kalangan tertentu (partai politik) kata contreng mungkin tidak banyak dipersoalkan, tetapi bagi kalangan pengguna Bahasa Indonesia yang baik dan benar kata contreng belum dibenarkan. “Ada yang berpendapat bahwa yang penting rakyat mengerti. Jadi, penggunaan kata atau istilah apa pun boleh-boleh saja.” Menurut hemat penulis penggunaan contreng termasuk arbiter (semena-mena atau sesukanya) dan hanya berlaku untuk kalangan terbatas (meskipun kata itu belum dibakukan dalam Bahasa Indonesia).
Contreng ini contreng itu, sepertinya, contreng semakin lengkap kalau dimakan. Bahkan ketika makan, bisa-bisanya contreng diperbicarakan
Ya sudahlah, mungkin bagi partai politik, mau contreng, mau centang, mau contong, apalah, yang penting, contreng adalah memberi tanda centang.
Selamat memilih tanggal 9 April 2009 nanti.
No comments:
Post a Comment