Untuk ilustrasi, saya mencoba menuliskan sebuah cerita singkat di bawah ini. Bukan cerita novel maupun roman, melainkan cerita penipuan.
Ketika browsing, Bang Doni melihat suatu gambar. Bukan gambar porno ataupun seronok, tapi foto Barrack Hussein Obama. Di samping dan atasnya tertulis nama seseorang, dan nomor telepon. Nampaknya identitas itu terpublish dari screenshot detail contact YM.
Ia mengambil ponselnya, menelusuri menu Settings > Call Settings > Send my number di ponsel Nokia tuanya. Ia memilih "No" untuk setingan itu, lalu disave.
Sejenak kemudian, ia berbalik ke layar monitor. Ditekanlah nomor tersebut, nomor yang berkode area bukan dari kotanya. Tombol Yes ditekan, dan di ujung telepon, dengan serta merta seseorang mengangkat. Ia cukup terkejut, bahwa telepon di perkantoran yang ada "penunggunya" mbak-mbak atau mas-mas operator saja lama diangkatnya, nah ini telepon rumah tapi langsung diangkat.
Singkat cerita, dia mengabarkan bahwa sang empunya nomor memenangkan undian sebuah mobil city car keluaran terbaru. Sang empunya nomor dengan sergap mengikuti instruksi sang penelpon. Dua hari berselang, ia pergi ke ATM terdekat. Matanya terbelalak, ketika mendapati tulisan bahwa saldonya tinggal Rp. 12.345,67.
Sudah cukup ngeri? Tulisan di atas bisa jadi kenyataan, dimana detil seseorang diposting di suatu blog maupun website, tanpa tedeng aling-aling (bhs. jawa, artinya ditutup-tutupi/disamarkan). Contoh nyata, sekrinsut ini. (Blok hitam itu dari saya.)
Hal itu terjadi. Nyata dan sungguh. Info seperti ini, yang tersebar bebas bagaikan benih yang ditiup burung sebenarnya tersebar di mana-mana.
Kalau kejadian seperti ini, siapakah yang harus disalahkan? Sang empunya YM address tidak menambahkan detailnya di contact. Sang teman yang YM nya diambil gambar juga tidak salah, karena dia menjadisatukan data dalam sebuah kontak.
Hikmahnya, jangan lupa kalau ingin memberikan info sebaiknya ditutup-tutupi.
No comments:
Post a Comment