Pernahkah saudara-saudara pergi ke pameran komputer di Indonesia? Pameran komputer adalah sebuah event dimana para toko dan vendor komputer berkumpul pada suatu tempat untuk mempromosikan barang dagangannya. Di Indonesia ada beberapa event pameran komputer tahunan seperti Mega Bazar, Scompdex, dll.
Penulis ingat pernah melihat pameran komputer di Scompdex dengan penuh logo Pentium II di mana-mana. Secara keseluruhan, pameran komputer di Indonesia sangat kurang berkualitas. Buktinya apa? Salah satu bukti penting adalah tidak adanya berita tentang pameran komputer di Indonesia di situs web komputer terkenal.
Padahal untuk melakukan hal itu tidaklah sulit. Cukup beri satu atau dua hardware yang akan populer tapi masih beta. Artinya dalam pameran itu ada alat beta itu yang pertama kali bekerja pada pameran komputer di manapun. Tidak perlu jauh-jauh untuk hardware yang akan keluar setahun lagi, dua minggu saja sudah cukup misalnya vga R670 atau ATI AMD Radeon HD 3870. Juga didemokan pula CrossFire X. Dijamin dengan adanya dua hardware itu, maka pameran komputer di Indonesia akan lebih berkualitas. Tentu saja dengan demo software yang tepat pula.
Pada sisi notebook, Intel Indonesia seharusnya mendemokan Quad Core untuk notebook yang hanya 45 WATT. Tapi sejak dulu sampai sekarang (kurang lebih 10 tahun), yang didemokan adalah SOLITAIRE . Dari SOLITAIRE miliknya Windows 3.11 sampai Windows XP, selalu ada minimal di beberapa komputer pada setiap pameran! Padahal SOLITAIRE adalah game yang super sederhana dan sudah berumur lebih dari 10 tahun. Pameran komputer pada tahun-tahun terakhir memang sedikit mengalami kemajuan, dengan beraninya membuat sesuatu yang luar biasa seperti demo 500 LCD, lelang hardware murah (di bawah harga pasar), tutorial-tutorial, dll. TAPI TETAP SAJA YANG DIDEMOKAN ADALAH SOLITAIRE.
Secara umum berikut ini adalah kekurangan pameran komputer di Indonesia:
1. Kurang mendemokan software yang up-to-date seperti 3D Mark 2006 atau 3D Mark Vantage (akan keluar).
2. Hanya satu/dua vendor yang mendemokan hardware up-to-date, tetapi satu atau dua vendor ini melanggar poin kesatu.
3. Merancang komputer yang sangat tidak seimbang.
4. Tidak ada internet gratis. Paling tidak pameran ini adalah saat untuk mendemokan FLAGSHIP internet Indonesia GRATIS.
Berikut ini adalah penjelasan secara detailnya. Penjelasan poin kesatu dan kedua ada di atas. Tetapi penulis menambahkan, beberapa vendor besar bisa memajang VGA teranyar dengan game lama. Hal ini tentu saja adalah mubazir. Bahkan yang lebih parah lagi, game lama itu disetting pada default setting dan resolusi rendah. Seandainya saja ingin menggunakan game lama agar lancar fpsnya, maka seharusnya quality-nya dimaksimalkan dan kalau perlu pakai DUA monitor agar bisa disetting > 2000 pixel DAN JUGA HIDUPKAN AA DAN ANISO PADA GAME. Contoh kasus adalah mendemokan Geforce 8800 GTX dengan Need for Speed Underground.
Dalam pameran, toko kecil berlaku sebagai toko agar barang dagangannya laku. Sedangkan toko besar/vendor selain ingin barangnya laku, mereka berlaku juga sebagai SHOWROOM. Kita dapat melihat, memegang, dan merasakan barang-barang baru dari vendor besar ini pada showroom. Tetapi demo-demo pada showroom kurang “mengigit” karena faktor-faktor yang sudah dijelaskan di atas.
Mungkin pembaca berpikir, wah sewa stan dan SPG sudah mahal, masa harus BELI game baru keren untuk didemokan? SALAH BESAR! Paling gampang adalah, jika anda membuka VGA termahal dari kotaknya, apakah di dalamnya tidak terdapat GAME? Anggap saja game yang di-BUNDLE jelek, KENAPA TIDAK DOWNLOAD DARI INTERNET? Misalkan dari http://www.crysisdemo.com/. Crysis adalah salah satu game yang super indah. Kita cukup download di INTERNET versi demonya saja. Kalau untuk pameran demo game sudah lebih dari cukup. SELAIN TIDAK MEMBAJAK, DEMO GAME JUGA GRATIS, DAN DAPAT MEMBUAT PENONTON PAMERAN TERKAGUM-KAGUM. Minimal demokan Crysis dengan Intel Quar Core dan GeForce 8800 GTX SLI dan dua monitor serta dengan setting maksimal maka akan membuat showroom anda tidak pernah sepi pengunjung!
Mengenai poin ketiga, Indonesia ini tergolong negara yang sangat parah! OK mari kita bertaruh, pada pameran yang dimulai kemarin (3/11/07), adakah yang masih menjual Pentium 4? Pasti tidak ada. Hampir semua sudah pakai Core2Duo. Taruhannya bukan pada prosesor, tapi pada MEMORI, adakah yang masih memasang memori komputer 256 MB? Tidak perduli Notebook atau PC. SAYA JAMIN SAMPAI AKHIR TAHUN 2007, MASIH BANYAK BROSUR-BROSUR KOMPUTER YANG MEMORINYA MASIH 256 MB. Hal ini tidak masalah kalau prosesornya Pentium III dan pamerannya itu pada awal tahun 2000. Tapi sekarang sudah tahun 2007, dan prosesornya sudah Core2Duo! Bagaimana orang Indonesia bisa maju kalau penjual yang mestinya pandai membuat spek (spesifikasi) komputer ternyata masih membuat spek yang asal-asalan.
Selain memori, biasanya korban kedua dari spek adalah VGA. Kalau segmentnya ditujukan untuk SERVER, dengan 4 Prosesor 4 Core, dan memori 16 GB, tapi VGA Cuma 8 MB itu tidak apa-apa. Tapi kalau untuk user pada umumnya, yang suka Vista dan GAME, lupakan saja. Banyak orang suka memasang PC dengan VGA onboard yang performanya super pelan. Akan lebih baik kalau mereka memasang VGA onboard dengan motherboard NVIDIA atau RADEON.
Korban ketiga biasanya adalah power supply dan casing atau stavolt. Tapi hal ini jarang memakan korban dan tidak seberapa penting, karena orang Indonesia jarang membeli komponen Hi End. Kabar baiknya beberapa komponen Hi End sudah hemat listrik dan bersuhu dingin, seperti Prosesor Quad Core Intel QX9650 yang IDLE-nya hanya 3 WATT dan Max power hanya 77 WATT, serta suhu hanya 48C (sumber dari Tomshardware).
Pada poin keempat alangkah baiknya kalau pada setiap pameran kita mendemokan kemajuan Internet Indonesia. Dari satu pameran ke pameran lain selang beberapa bulan, sampai ke pameran yang sama tahun depan, IDEALnya internet yang didemokan tadi kalau tidak LEBIH CEPAT, ya LEBIH TERJANGKAU. Lebih terjangkau oleh kalangan bawah, bukan perusahaan. Bayangkan lagi dari tahun 2000 awal, internet masih Dial Up yang hanya maksimal 56 kbps. Orang bule suka bilang “A lousy 56K”. Tujuh tahun kemudian, kita hanya diberi 48 Kbps? Ini adalah ukuran internet indonesia yang flatrate yang terjangkau. Kenapa tidak ada INTERNET FLATRATE HDSPA 700 RIBU SEBULAN? ATAU 300 RIBU UNTUK 3GNYA? Yang di pameran demonya pakai speedy yang unlimitednya masih 850 ribu dengan 384 Kbps (850 ribu sudah termasuk ppn).
Kalau disuruh memilih di antara 4 MASALAH BESAR ITU, PENULIS AKAN MEMILIH NOMOR 3 UNTUK DIPERBAIKI LEBIH DAHULU. Walaupun demonya SOLITAIRE, tapi kalau komputer yang didemokan sudah seimbang maka penulis akan senang. Seimbang maksudnya kalau prosesornya Core 2 Duo dan OS-nya Vista, ya memori minimal 1 Gigabyte dan VGA minimal Geforce 8400 atau Radeon 2400. Semoga tulisan ini dapat membuat penyelengara pameran komputer untuk mengadakan pameran yang lebih baik. Dalam beberapa tahun mendatang pameran komputer Indonesia setidaknya bisa sekaliber “COMDEX”, “IDF”, “E for ALL”, “CE-BIT”.
Mengenai SPG-nya juga kalau bisa diajari hal-hal dasar tentang barang yang dijual, yang penting tahu. Liat kerpekan gak pa pa, daripada dikit-dikit tanya bosnya. Paling tidak diprofesionalkan sedikit seperti SPGnya Nvidia di Computex: (Klik di sini untuk gambar yang lain)
Gambar 1. SPG-nya NVIDIA di Compudex 2007 (via theinquirer) Padahal untuk melakukan hal itu tidaklah sulit. Cukup beri satu atau dua hardware yang akan populer tapi masih beta. Artinya dalam pameran itu ada alat beta itu yang pertama kali bekerja pada pameran komputer di manapun. Tidak perlu jauh-jauh untuk hardware yang akan keluar setahun lagi, dua minggu saja sudah cukup misalnya vga R670 atau ATI AMD Radeon HD 3870. Juga didemokan pula CrossFire X. Dijamin dengan adanya dua hardware itu, maka pameran komputer di Indonesia akan lebih berkualitas. Tentu saja dengan demo software yang tepat pula.
Pada sisi notebook, Intel Indonesia seharusnya mendemokan Quad Core untuk notebook yang hanya 45 WATT. Tapi sejak dulu sampai sekarang (kurang lebih 10 tahun), yang didemokan adalah SOLITAIRE . Dari SOLITAIRE miliknya Windows 3.11 sampai Windows XP, selalu ada minimal di beberapa komputer pada setiap pameran! Padahal SOLITAIRE adalah game yang super sederhana dan sudah berumur lebih dari 10 tahun. Pameran komputer pada tahun-tahun terakhir memang sedikit mengalami kemajuan, dengan beraninya membuat sesuatu yang luar biasa seperti demo 500 LCD, lelang hardware murah (di bawah harga pasar), tutorial-tutorial, dll. TAPI TETAP SAJA YANG DIDEMOKAN ADALAH SOLITAIRE.
Secara umum berikut ini adalah kekurangan pameran komputer di Indonesia:
1. Kurang mendemokan software yang up-to-date seperti 3D Mark 2006 atau 3D Mark Vantage (akan keluar).
2. Hanya satu/dua vendor yang mendemokan hardware up-to-date, tetapi satu atau dua vendor ini melanggar poin kesatu.
3. Merancang komputer yang sangat tidak seimbang.
4. Tidak ada internet gratis. Paling tidak pameran ini adalah saat untuk mendemokan FLAGSHIP internet Indonesia GRATIS.
Berikut ini adalah penjelasan secara detailnya. Penjelasan poin kesatu dan kedua ada di atas. Tetapi penulis menambahkan, beberapa vendor besar bisa memajang VGA teranyar dengan game lama. Hal ini tentu saja adalah mubazir. Bahkan yang lebih parah lagi, game lama itu disetting pada default setting dan resolusi rendah. Seandainya saja ingin menggunakan game lama agar lancar fpsnya, maka seharusnya quality-nya dimaksimalkan dan kalau perlu pakai DUA monitor agar bisa disetting > 2000 pixel DAN JUGA HIDUPKAN AA DAN ANISO PADA GAME. Contoh kasus adalah mendemokan Geforce 8800 GTX dengan Need for Speed Underground.
Dalam pameran, toko kecil berlaku sebagai toko agar barang dagangannya laku. Sedangkan toko besar/vendor selain ingin barangnya laku, mereka berlaku juga sebagai SHOWROOM. Kita dapat melihat, memegang, dan merasakan barang-barang baru dari vendor besar ini pada showroom. Tetapi demo-demo pada showroom kurang “mengigit” karena faktor-faktor yang sudah dijelaskan di atas.
Mungkin pembaca berpikir, wah sewa stan dan SPG sudah mahal, masa harus BELI game baru keren untuk didemokan? SALAH BESAR! Paling gampang adalah, jika anda membuka VGA termahal dari kotaknya, apakah di dalamnya tidak terdapat GAME? Anggap saja game yang di-BUNDLE jelek, KENAPA TIDAK DOWNLOAD DARI INTERNET? Misalkan dari http://www.crysisdemo.com/. Crysis adalah salah satu game yang super indah. Kita cukup download di INTERNET versi demonya saja. Kalau untuk pameran demo game sudah lebih dari cukup. SELAIN TIDAK MEMBAJAK, DEMO GAME JUGA GRATIS, DAN DAPAT MEMBUAT PENONTON PAMERAN TERKAGUM-KAGUM. Minimal demokan Crysis dengan Intel Quar Core dan GeForce 8800 GTX SLI dan dua monitor serta dengan setting maksimal maka akan membuat showroom anda tidak pernah sepi pengunjung!
Mengenai poin ketiga, Indonesia ini tergolong negara yang sangat parah! OK mari kita bertaruh, pada pameran yang dimulai kemarin (3/11/07), adakah yang masih menjual Pentium 4? Pasti tidak ada. Hampir semua sudah pakai Core2Duo. Taruhannya bukan pada prosesor, tapi pada MEMORI, adakah yang masih memasang memori komputer 256 MB? Tidak perduli Notebook atau PC. SAYA JAMIN SAMPAI AKHIR TAHUN 2007, MASIH BANYAK BROSUR-BROSUR KOMPUTER YANG MEMORINYA MASIH 256 MB. Hal ini tidak masalah kalau prosesornya Pentium III dan pamerannya itu pada awal tahun 2000. Tapi sekarang sudah tahun 2007, dan prosesornya sudah Core2Duo! Bagaimana orang Indonesia bisa maju kalau penjual yang mestinya pandai membuat spek (spesifikasi) komputer ternyata masih membuat spek yang asal-asalan.
Selain memori, biasanya korban kedua dari spek adalah VGA. Kalau segmentnya ditujukan untuk SERVER, dengan 4 Prosesor 4 Core, dan memori 16 GB, tapi VGA Cuma 8 MB itu tidak apa-apa. Tapi kalau untuk user pada umumnya, yang suka Vista dan GAME, lupakan saja. Banyak orang suka memasang PC dengan VGA onboard yang performanya super pelan. Akan lebih baik kalau mereka memasang VGA onboard dengan motherboard NVIDIA atau RADEON.
Korban ketiga biasanya adalah power supply dan casing atau stavolt. Tapi hal ini jarang memakan korban dan tidak seberapa penting, karena orang Indonesia jarang membeli komponen Hi End. Kabar baiknya beberapa komponen Hi End sudah hemat listrik dan bersuhu dingin, seperti Prosesor Quad Core Intel QX9650 yang IDLE-nya hanya 3 WATT dan Max power hanya 77 WATT, serta suhu hanya 48C (sumber dari Tomshardware).
Pada poin keempat alangkah baiknya kalau pada setiap pameran kita mendemokan kemajuan Internet Indonesia. Dari satu pameran ke pameran lain selang beberapa bulan, sampai ke pameran yang sama tahun depan, IDEALnya internet yang didemokan tadi kalau tidak LEBIH CEPAT, ya LEBIH TERJANGKAU. Lebih terjangkau oleh kalangan bawah, bukan perusahaan. Bayangkan lagi dari tahun 2000 awal, internet masih Dial Up yang hanya maksimal 56 kbps. Orang bule suka bilang “A lousy 56K”. Tujuh tahun kemudian, kita hanya diberi 48 Kbps? Ini adalah ukuran internet indonesia yang flatrate yang terjangkau. Kenapa tidak ada INTERNET FLATRATE HDSPA 700 RIBU SEBULAN? ATAU 300 RIBU UNTUK 3GNYA? Yang di pameran demonya pakai speedy yang unlimitednya masih 850 ribu dengan 384 Kbps (850 ribu sudah termasuk ppn).
Kalau disuruh memilih di antara 4 MASALAH BESAR ITU, PENULIS AKAN MEMILIH NOMOR 3 UNTUK DIPERBAIKI LEBIH DAHULU. Walaupun demonya SOLITAIRE, tapi kalau komputer yang didemokan sudah seimbang maka penulis akan senang. Seimbang maksudnya kalau prosesornya Core 2 Duo dan OS-nya Vista, ya memori minimal 1 Gigabyte dan VGA minimal Geforce 8400 atau Radeon 2400. Semoga tulisan ini dapat membuat penyelengara pameran komputer untuk mengadakan pameran yang lebih baik. Dalam beberapa tahun mendatang pameran komputer Indonesia setidaknya bisa sekaliber “COMDEX”, “IDF”, “E for ALL”, “CE-BIT”.
Mengenai SPG-nya juga kalau bisa diajari hal-hal dasar tentang barang yang dijual, yang penting tahu. Liat kerpekan gak pa pa, daripada dikit-dikit tanya bosnya. Paling tidak diprofesionalkan sedikit seperti SPGnya Nvidia di Computex: (Klik di sini untuk gambar yang lain)
Sebagai penutup, penulis akan memberikan gambaran mengenai inti artikel ini:
No comments:
Post a Comment